Resume Buku (Definisi , Hirarki , dan Tujuan Tasawuf)
IDENTITAS PENULIS
NIM : 72154050
PRODI/SEM : Sistem Informasi 1/ Semester 3
FAKULTAS : Sains dan Teknologi
PERGURAN TINGGI : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
DOSEN PENGAMPU : Dr. Ja’far, M.A
MATA KULIAH : Akhlak Tasawuf
TEMA :
Definisi, Hierarki dan Tujuan
BUKU 1.
Identitas Buku : Ja’far, GerbangTasawuf (Medan: Perdana
Publishing, 2016)
SUB 1 : Pengertian Tasawuf
Dirangkum menurut
Ja’far(2016:18-21):
Menurut ajaran para sufi, definisi
dari tasawuf dapat dijelaskan sebagai berikut :
Awal pendefinisian kata tasawuf bermula dan di
dasari oleh pengajaran dari para kaum sufi.
Kata – kata tasawuf berasal dari asal usul kata kaum
“sufi” sendiri , yaitu sebagai berikut :
Menurut Al-Hujwiri
Dalam kitab Kasyf Al-Mahjub
dijelaskan :
1. Kata
Tasawuf berasal dari kata Al-Shuf (الصوف )
yaitu wol :
Dimaknakan dari kata sufi berasal
dari kata al-shuf yang artinya kain wol, karena para kaum
sufi mengenakan jubah
yang terbuat dari bahan wol yang pada saat itu belum mengenakan pakaian dari
bulu domba.
2. Kata
tasawuf berasal dari kata Al-Shaf ( الصف )
yaitu barisan pertama:
Dimaknakan karena kaum sufi selalu
ingin berada pada barisan paling depan di depan tuhan ,
di dorong oleh besarnya
keingininan dan kecenderungan hati mereka untuk dekat kepada-Nya.
3. Kata
tasawuf berasal dari kata ahl al-shuffah (اصفة اهل ) golongan al-shuffah : golongan
para
sufi yang di rihoi allah karena sering tinggal di serambi masjid (shuffah)
4. Kata
tasawuf berasal dari kata al-shafa (الصفاء) yaitu kesucian :
Para kaum sufi telah menyucikan
akhlak mereka.
Lalu kemudian seorang ulama pendiri tarekat Qadiriyah
: Abd. Al Qadir Al-Jailani mengatakan , 3 alasan yang dapat mengatakan
seseorang sufi atau bukan , yaitu :
1. Terjadi
proses penjernihan terhadap hati mereka berka cahaya makrifat.
2. Di
nisbahkan kepada ashhab al-shuffah yaitu para sahabat yang meninggalkan sesuatu
karena cinta nya kepada Allah dan Rasul-Nya.
3. Memakai
shuf (pakaian dari bulu) . untuk sufi pemula pakai bulu biri-biri, pertengahan
pakai
bulu kambing dan sufi puncak bulu mirza(bulu halus kambing).
Menurut beliau menambahkan, kata tashawwuf (.....) Terdiri atas 4 huruf ,
yaitu :
1. Ta’
(ث) =
taubah 3.
Waw (ؤ)
= wilayah
2. Shad
(ص) =
shafa’ 4.
Fa(ف)
= fana’ fi allah(Ja’far:2016,18-21).
(Ja’far:2016,21)
“Pembahasan tentang
tasawuf sangat berkaitan dengan upaya menumbuhkan akhlak yang mulia , konsisten
mengendalikan hawa nafsu , dan sifat – sifat keduniawian yang mengarah pada
sifat – sifat kebinatangan.”
SUB 2 : Hirarki Tasawuf
Dikutip dari Buku Gerbang Tasawuf , dalam Muqqaddimah buku beliau Ibnu Khaldun
telah mengulas bahawasanya tasawuf dikategorikan sebagai sebuah disiplin ilmu.
Dalam ulasan beliau, ditinjau dari segi aspek sumber, tasawuf dikategorikan sebagai salah satu dari
ilmu syariah , yakni bersumber dari syariat al-qur’an dan hadis yang tidak
melibatkan akal sebagai pemikiran yang berperan dalam ilmu ini. Meskipun
sekarang muncul sebagai sebuah disiplin ilmu , namun, tasawuf tetap menjadi
sebuah ilmu syariat yang telah dipraktikan sejak zaman nabi muhammad saw yang
pada saat itu tasawuf masih berupa bentuk ibadah semata.
Dari aspek tujuan, pelajar sufi
(al-murid) harus terus meningkatkan kualitas ibadah nya guna mencapai sebuah
kemantapan tauhid dan makrifat.
Dari aspek pembahasan, tasawuf
membicarakan empat pokok persoalan , yaitu :
1. Pembahasan
tentang mujahadah , zauq, introspeksi diri (muhasabah al-nafs), dan tingkatan –
tingkatan spiritual.
2. Penyingkapan
spiritual dan hakikat – hakikat alam ghaib
3. Keramat
wali => Bagian kewalian
4. Istilah
– istilah kaum sufi yang diungkap secara ‘mabuk’ yaitu terbuka secara gamblang.
Menurut beliau juga seperti yang
diungkapkan di buku, ajaran – ajaran tasawuf banyak mendapat penolakan dari
kaum sufi sendiri yakni kaum fukaha.
Namun penolakan ini juga tidak serta merta ditujukan kepada seluruh
jenis ajaran tasawuf.
Kaum sufi lainnya , yaitu Al-Taftazani, kemudian
mengungkapkan , ada 2 jenis pengajaran tasawuf , yaitu :
1. Tasawuf
sunni .
Yaitu ajaran yang memagari pengikut
nya dengan al-qur’an dan hadis.
2. Tasawuf
Falsafi
Aliran yang cenderung
kepada ungkapan – ungkapan ganjil (syathahat), memadukan antara
dua visi
berbeda yaitu visi mistis dan visi rasional, banyak menggunakan terminologi
filosofis, dan dipengaruhi oleh banyak ajaran filsafat.
SUB 3 : Tujuan Tasawuf
Sebagai bagian dari
sebuah disiplin ilmu pengetahuan , ilmu tasawuf juga tidak terlapas dari tujuan
hidup manusia yakni untuk lebih mendekatkan diri kepada allah swt. kemudian
dalam al-qur’an juga ditegaskan bahwa manusia di ciptakan dengan suatu tujuan
tertentu yaitu , syahadah, ibadah, khalifah, dan hasanah. Hal ini juga
diperkuat dengan adanya hadis mengenai al-islam, al-iman, dan al-ihsan yang
menekankan manusia untuk dituntut tidak hanya menjalankan al-islam dan al-iman
saja tetapi juga merealisasikan ilmu pengajaran al-ihsan sebagai hierarki yang
paling tinggi.
Dari
paparan diatas, berdasarkan tasawuf, al-qur’an dan hadis menghendaki umat islam
untuk memantapkan ketauhidan dan ibadah dalam kerangka al-ihsan dan menerapkan
tugas nya sebagai khalifah di muka bumi.
Menurut perumusan yang dilakukan kaum sufi, tujuan dari
tasawuf adalah untuk mencapai puncak tingkatan dalam sufi yaitu mencapai
kemantapan tauhid dan makrifat . kemudian perumusan para kaum sufi ini
dikuatkan pada satu point utama yang dikuatkan yakni ke makrifat. Seperti yang
disebutkan dalam al-quran Surat al-Zariyat ayat 51-56 bahwa jin dan manusia
diciptakan untuk liya’budun yang di artikan Ibnu Abbas sebagai liya’rifin (Makrifat kepada Allah)(Ja’far:2016,25).
KESIMPULAN :
"Dalam buku gerbang tasawuf
karya Bp. Dr. Ja’far, M.A ini, ilmu akhlak tasawuf yang akan dipelajari
mengedepankan tentang bagaimana pengajaran – pengajaran dari ilmu kaum sufi
tentang tasawuf yang sebenar nya tasawuf sendiri ialah sebuah bentuk pengajaran
ilmu sufi yang mengarahkan pengikut nya untuk mendekatkan diri kepada allah dan
meninggalkan hal – hal keduniawian".
BUKU 2.
Identitas Buku : Ni’am Syamsun,Tasawuf Studies(Yogyakarta:Ar-Ruzz Media, 2014)
SUB 1 : Pengertian Tasawuf
Seperti yang dituangkan dalam Buku Tasawuf Studies(Ni’am
Syamsun:2014,24-25): Bahwasanya engertian daripada tasawuf juga diambil
dari beberapa pendapat kaum sufi
dan terdasari oleh segi bentuk sifat daripada kaum sufi
dan ciri – cirinya diambil dari beberapa kata berbahasa arab yang diterapkan
pada kaum sufi.
Berdasarkan pendapat kaum sufi
diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwasanya : Tasawuf merupakan disiplin ilmu
yang berkaitan dengan penyucian jiwa manusia dalam rangka mendekatkan diri
kepada Allah SWT.
Kemudian dapat saya
ambil sebuah kesimpulan bahwasanya Tasawuf merupakan pengajaran sebuah ilmu
paham sufisme dimana sufisme adalah metode ata cara – cara yang dilakukan untuk
pendekatan diri kepada Allah SWT dengan cara menyucikan hati sesuci mungkin dan
berserah penuh hanya kepada-Nya kemudian meninggalkan secara perlahan hal – hal keduniawi-an untuk mencapai
kedamain sufi yang sebenarnya, sehingga kehadiran-Nya selalu dan senantiasa
hadir secara sadar dalam aktifitas kehidupan sehari – hari .
SUB 2 : Hirarki Tasawuf
Dalam ke-Hierarki-an
nya , seperti yang dikutip dari Buku Tasawuf
Studies, ilmu tentang akhlak tasawuf ini juga berkaitan dengan disiplin
ilmu lain, yakni ilmu kalam. Dapat dilihat dari segi kemiripan makna dalam ilmu
pembelajarannya yang sama – sama mempelajari tentang ilmu ketauhidan ( Ilmu
Ketuhanan) dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. melalui pengajaran
dan penerapan sifat – sifat ketuhanan seperti yang dipelajari kaum sufi
kebanyakan(Ni’am Syamsun:2014).
SUB 3 : Tujuan Tasawuf
Tujuan tasawuf
adalah menyucikan jiwa , hati dan menggunakan perasaan, pikiran, dan semua
fakultas yang dimiliki sang salik(pelaku tasawuf) untuk tetap berada
pada jalan Sang Kekasih, Tuhan Semesta Alam, untuk hidup berlandaskan ruhani. Tasawuf
juga memungkinkan seseorang melalui amalan – amalan yang istiqomah (konsisten
& kontiniu) dalam pengabdian nya kepada Tuhan, memperdalam kesadarannya
dalam pelayanan dan pengabdiannya kepada Tuhan(Tasawuf Studies:2014,79).
Dengan demikian
dapat dikatan bahwa tujuan tasawuf adalah mendekatkan diri sedekat mungkin
dengan Tuhan sehingga ia dapat melihat-Nya dengan mata hati bahkan ruh nya
dapat bersatu dengan Ruh Tuhan. Filosofi yang menjadi dasar pendekatan diri itu
adalah pertama, Tuhan bersifat ruhani, maka bagian yang dapat mendekatkan diri
kepada Tuhan adalah ruh bukan jasadnya. Kedua, Tuhan adalah Mahasuci, maka yang
dapat diterima Tuhan untuk mendekati-Nya adalah ruh yang suci pula(Ni’am
Syamsun:2014,80).
Secara keseluruhan
dapat disimpulkan, berdasarkan dari jenis tasawuf itu apa, beberapa pendapat
kaum sufi, dan penguatan berdasarkan al-qur’an dan hadis, di simpulkan
bahwasanya tujuan utama daripada pengajaran ilmu akhlak tasawuf adalah untuk
menciptakan dan memantapkan manusia kepada akhlak yang mulia dan semakin
menjadi lebih dekat dengan allah dengan kemantapan tauhid yang kuat dan sikap –
sikap terpuji yang mencerminkan perilaku pendekatan kepada allah swt dan
meninggalkan kehidupan keduniawian yang bersifat kearah kebinatangan.
KESIMPULAN :
Dalam buku Tasawuf Studies karangan Bp. Dr. H. Syamsun Ni’am, berfokus pada metode – metode pendekatan diri kepada
Tuhan dengan tatacara menurut ilmu ketuhanan yang diambil berdasarkan sifat – sifat Tuhan
untuk di contoh agar menjadi seperti mirip dengan sifat Tuhan agar dapat sangat
dekat dengan Tuhan hingga mencapai tingkatan yang bisa melihat langsung dengan
mata hati dan berinteraksi langsung antara ruh seorang tersebut dengan ruh Tuhan.
PERBANDINGAN :
Dalam
buku gerbang tasawuf karya Bp. Dr. Ja’far, M.A ini, ilmu akhlak tasawuf yang
akan dipelajari mengedepankan tentang bagaimana pengajaran – pengajaran dari
ilmu kaum sufi tentang tasawuf yang sebenar nya tasawuf sendiri ialah sebuah
bentuk pengajaran ilmu sufi yang mengarahkan pengikut nya untuk mendekatkan
diri kepada allah dan meninggalkan hal – hal keduniawian.
Dalam buku Tasawuf Studies karangan Bp. Dr. H. Syamsun Ni’am, berfokus pada metode – metode pendekatan diri kepada
Tuhan dengan tatacara menurut ilmu ketuhanan yang diambil berdasarkan sifat – sifat Tuhan
untuk di contoh agar menjadi seperti mirip dengan sifat Tuhan agar dapat sangat
dekat dengan Tuhan hingga mencapai tingkatan yang bisa melihat langsung dengan
mata hati dan berinteraksi langsung antara ruh seorang tersebut dengan ruh
tuhan.
0 comments: