Akhlak Tasawuf (Definisi, Hierarki, Dan Tujuan)

Nama               : Muhammad Sabrino Raharjo
NIM                : 72154050
Mata Kuliah    : Akhlak Tasawuf
Jurusan            : Sistem Informasi 1
Dosen              : Dr. Ja’far, M.A

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

Resume Materi Akhlak Tasawuf (Definisi, Hierarki, dan Tujuan)

Identitas Buku yang di resume :
I .
Judul Buku      : Gerbang Tasawuf (Dimensi Teoretis dan Praktis Ajaran Kaum Sufi)
Penulis             : Dr. Ja’far, M.A
Penerbit           : Perdana Publishing
Tahun Terbit    : 2016
Tebal Buku      : 120 Halaman
II.
Judul Buku      : Akhlak Tasawuf ( Pengenalan, Pemahaman dan Pengaplikasiannya)
Penulis             : Drs. H. Ahmad Bangun Nasution, M.A
                          Dra. Hj. Royani Hanum Siregar, M.H
Penerbit           : PT. RajaGrafindo Perkasa
Tahun Terbit    : 2013
Tebal Buku      : 339 Halaman
III.
Judul Buku      : Tasawuf Studies (Pengantar Belajar Tasawuf)
Penulis             : Dr. H. Syamsun Ni’am, M.Ag
Penerbit           : Ar-Ruzz Media
Tahun Terbit    : 2014
Tebal Buku      : 236 Halaman





Materi Hasil Resume :

Definisi, Hirarki Dan Tujuan Tasawuf

       A.    Definisi tasawuf
Menurut ajaran para sufi, definisi dari tasawuf dapat dijelaskan sebagai berikut :
Awal pendefinisian kata tasawuf bermula dan di dasari oleh pengajaran dari para kaum sufi.
Kata – kata tasawuf berasal dari asal usul kata kaum “sufi” sendiri , yaitu sebagai berikut :
Menurut Al-Hujwiri Dalam kitab Kasyf Al-Mahjub dijelaskan :
            1.      Kata Tasawuf berasal dari kata Al-Shuf (الصوف ) yaitu wol :
            dimaknakan dari kata sufi berasal dari kata al-shuf yang artinya kain wol, karena para kaum                 sufi mengenakan jubah yang terbuat dari bahan wol yang pada saat itu belum mengenakan                   pakaian dari bulu domba.
            2.      Kata tasawuf berasal dari kata Al-Shaf ( الصف ) yaitu barisan pertama:
            dimaknakan karena kaum sufi selalu ingin berada pada barisan paling depan di depan tuhan ,               di dorong oleh besarnya keingininan dan kecenderungan hati mereka untuk dekat kepada-                   Nya.
             3.      Kata tasawuf berasal dari kata ahl al-shuffah (اصفة اهل ) golongan al-shuffah : golongan para                sufi yang di rihoi allah karena sering tinggal di serambi masjid (shuffah)
             4.      Kata tasawuf berasal dari kata al-shafa (الصفاء) yaitu kesucian :
             Para kaum sufi telah menyucikan akhlak mereka.
Lau kemudian seorang ulama pendiri tarekat Qadiriyah : Abd. Al Qadir Al-Jailani mengatakan , 3 alasan yang dapat mengatakan seseorang sufi atau bukan , yaitu :
             1.      Terjadi proses penjernihan terhadap hati mereka berka cahaya makrifat.
             2.      Di nisbahkan kepada ashhab al-shuffah yaitu para sahabat yang meninggalkan sesuatu karena              cinta nya kepada Allah dan Rasul-Nya.
             3.      Memakai shuf (pakaian dari bulu) . untuk sufi pemula pakai bulu biri-biri, pertengahan pakai              bulu kambing dan sufi puncak bulu mirza(bulu halus kambing).
Menurut beliau menambahkan, kata tashawwuf (.....) Terdiri atas 4 huruf , yaitu :
             1.      Ta’ (ث) = taubah          3. Waw (ؤ) = wilayah
             2.      Shad (ص) = shafa’      4. Fa(ف) = fana’ fi allah.

Begitu juga halnya seperti yang dituangkan dalam Buku Tasawuf Studies Bahwasanya
Pengertian daripada tasawuf juga diambil dari beberapa pendapat kaum sufi dan terdasari oleh segi bentuk sifat daripada kaum sufi dan ciri – cirinya diambil dari beberapa kata berbahasa arab yang diterapkan pada kaum sufi.
Berdasarkan pendapat kaum sufi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwasanya : Tasawuf merupakan disiplin ilmu yang berkaitan dengan penyucian jiwa manusia dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Kemudian dapat saya ambil sebuah kesimpulan bahwasanya Tasawuf merupakan pengajaran sebuah ilmu paham sufisme dimana sufisme adalah metode ata cara – cara yang dilakukan untuk pendekatan diri kepada Allah SWT dengan cara menyucikan hati sesuci mungkin dan berserah penuh hanya kepada-Nya kemudian meninggalkan secara perlahan   hal – hal keduniawi-an untuk mencapai kedamain sufi yang sebenarnya, sehingga kehadiran-Nya selalu dan senantiasa hadir secara sadar dalam aktifitas kehidupan sehari – hari .
            Seperti yang dituangkan dalam Buku Gerbang Tasawuf,
“Pembahasan tentang tasawuf sangat berkaitan dengan upaya menumbuhkan akhlak yang mulia , konsisten mengendalikan hawa nafsu , dan sifat – sifat keduniawian yang mengarah pada sifat – sifat kebinatangan.”

      B.     Tasawuf, Hierarki Ilmu-Ilmu Islam
Dikutip dari Buku Gerbang Tasawuf  , dalam Muqqaddimah buku beliau Ibnu Khaldun telah mengulas bahawasanya tasawuf dikategorikan sebagai sebuah disiplin ilmu.
Dalam ulasan beliau, ditinjau dari segi aspek sumber,  tasawuf dikategorikan sebagai salah satu dari ilmu syariah , yakni bersumber dari syariat al-qur’an dan hadis yang tidak melibatkan akal sebagai pemikiran yang berperan dalam ilmu ini. Meskipun sekarang muncul sebagai sebuah disiplin ilmu , namun, tasawuf tetap menjadi sebuah ilmu syariat yang telah dipraktikan sejak zaman nabi muhammad saw yang pada saat itu tasawuf masih berupa bentuk ibadah semata.
Dari aspek tujuan, pelajar sufi (al-murid) harus terus meningkatkan kualitas ibadah nya guna mencapai sebuah kemantapan tauhid dan makrifat.
Dari aspek pembahasan, tasawuf membicarakan empat pokok persoalan , yaitu :
            1.      Pembahasan tentang mujahadah , zauq, introspeksi diri (muhasabah al-nafs), dan tingkatan –               tingkatan spiritual.
            2.      Penyingkapan spiritual dan hakikat – hakikat alam ghaib
            3.      Keramat wali => Bagian kewalian
            4.      Istilah – istilah kaum sufi yang diungkap secara ‘mabuk’ yaitu terbuka secara gamblang.
Menurut beliau juga seperti yang diungkapkan di buku, ajaran – ajaran tasawuf banyak mendapat penolakan dari kaum sufi sendiri yakni kaum fukaha.  Namun penolakan ini juga tidak serta merta ditujukan kepada seluruh jenis ajaran tasawuf.

Kaum sufi lainnya , yaitu Al-Taftazani, kemudian mengungkapkan , ada 2 jenis pengajaran tasawuf , yaitu :
            1.      Tasawuf sunni .
             Yaitu ajaran yang memagari pengikut nya dengan al-qur’an dan hadis.
            2.      Tasawuf Falsafi
             Aliran yang cenderung kepada ungkapan – ungkapan ganjil (syathahat), memadukan antara                 dua visi berbeda yaitu visi mistis dan visi rasional, banyak menggunakan terminologi                           filosofis, dan dipengaruhi oleh banyak ajaran filsafat.

Dalam ke-Hierarki-an nya , seperti yang dikutip dari Buku Akhlak Tasawuf, ilmu tentang akhlak tasawuf ini juga berkaitan dengan disiplin ilmu lain, yakni ilmu kalam. Dapat dilihat dari segi kemiripan makna dalam ilmu pembelajarannya yang sama – sama mempelajari tentang ilmu ketauhidan ( Ilmu Ketuhanan) dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. melalui pengajaran dan penerapan sifat – sifat ketuhanan seperti yang dipelajari kaum sufi kebanyakan.

      C.    Tujuan Mempelajari Tasawuf
             Sebagai bagian dari sebuah disiplin ilmu pengetahuan , ilmu tasawuf juga tidak terlapas dari tujuan hidup manusia yakni untuk lebih mendekatkan diri kepada allah swt. kemudian dalam al-qur’an juga ditegaskan bahwa manusia di ciptakan dengan suatu tujuan tertentu yaitu , syahadah, ibadah, khalifah, dan hasanah. Hal ini juga diperkuat dengan adanya hadis mengenai al-islam, al-iman, dan al-ihsan yang menekankan manusia untuk dituntut tidak hanya menjalankan al-islam dan al-iman saja tetapi juga merealisasikan ilmu pengajaran al-ihsan sebagai hierarki yang paling tinggi.
            Dari paparan diatas, berdasarkan tasawuf, al-qur’an dan hadis menghendaki umat islam untuk memantapkan ketauhidan dan ibadah dalam kerangka al-ihsan dan menerapkan tugas nya sebagai khalifah di muka bumi.
            Menurut perumusan yang dilakukan kaum sufi, tujuan dari tasawuf adalah untuk mencapai puncak tingkatan dalam sufi yaitu mencapai kemantapan tauhid dan makrifat . kemudian perumusan para kaum sufi ini dikuatkan pada satu point utama yang dikuatkan yakni ke makrifat. Seperti yang disebutkan dalam al-quran Surat al-Zariyat ayat 51-56 bahwa jin dan manusia diciptakan untuk liya’budun  yang di artikan Ibnu Abbas sebagai liya’rifin (Makrifat kepada Allah).
            Secara keseluruhan dapat disimpulkan, berdasarkan dari jenis tasawuf itu apa, beberapa pendapat kaum sufi, dan penguatan berdasarkan al-qur’an dan hadis, di simpulkan bahwasanya tujuan utama daripada pengajaran ilmu akhlak tasawuf adalah untuk menciptakan dan memantapkan manusia kepada akhlak yang mulia dan semakin menjadi lebih dekat dengan allah dengan kemantapan tauhid yang kuat dan sikap – sikap terpuji yang mencerminkan perilaku pendekatan kepada allah swt dan meninggalkan kehidupan keduniawian yang bersifat kearah kebinatangan.

Dalam buku gerbang tasawuf karya Bp. Dr. Ja’far, M.A ini, ilmu akhlak tasawuf yang akan dipelajari mengedepankan tentang bagaimana pengajaran – pengajaran dari ilmu kaum sufi tentang tasawuf yang sebenar nya tasawuf sendiri ialah sebuah bentuk pengajaran ilmu sufi yang mengarahkan pengikut nya untuk mendekatkan diri kepada allah dan meninggalkan hal – hal keduniawian.

KESIMPULAN TIGA BUKU:
            Dari ketiga buku yang sudah saya baca secara sekilas, ketiganya memiliki kemiripan pembahasan tentang tasawuf, bagaiamana hierarki nya dan apa tujuan mempelajari ilmu Tasawuf yang dalam hal ini berkaitan dengan akhlak Tasawuf.
            Dari segi definisi mengenai Tasawuf, ketiga buku sama – sama membahas pendefinisian Tasawuf dari segi kata – kata yang didasari oleh sifat dan ciri – ciri yang dimiliki oleh kaum sufi.
            Secara Hierarki dan kedudukan nya dalam ilmu – ilmu islam, tasawuf berada pada tingkatan pembentukan akhlak dan karakter manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, yang sama – sama dijelaskan pada ketiga buku.

            Tujuan daripada Ilmu Akhlak Tasawuf sudah dipastikan dalam penjabaran ketiga buku tersebut bahwasanya bertujuan untuk membentuk sikap dan akhlak sufisme dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. dengan kemantapan ilmu ketauhidan dan makrifat tuhan.

0 comments: