RESUME (Al-Maqmat dan Al-Ahwal :Definis, Pondasi dan Hirarki Maqamat)
IDENTITAS
NIM : 72154050
Prodi/Sem. : Sistem Informasi 1/ Semester 3
Fakultas : Sains dan Teknologi
PerguruanTinggi : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
DosenPengampu : Dr. Ja’far, M.A
Matakuliah : Akhlak Tasawuf
TEMA :
Al-Maqamat dan Al-Ahwal (Definisi,Pondasi,dan Hirarki)
BUKU 1 : Gerbang Tasawuf (Dimensi
Teoritis dan Praktis Ajaran Kaum Sufi)
IdentitasBuku :
Ja’far, GerbangTasawuf (Medan: Perdana
Publishing, 2016)
Sub 1 :Definisi
Dirangkum menurut
Ja’far(2016:48-52):
Al-Maqamat dan Al-Ahwal adalah dua topik pembahasan
tentang ilmu tasawuf yang saling berkaitan dan tidak dapat dibahas secara
terpisah. Kedua istilah ini memiliki keterkaitan erat tentang pengertian dan
maksud dari isi yang terkandung dalam kedua istilah ini.
Al-Thusi dalam kitab al-Luma’ menyebutkan :
Al-Maqamat adalah tingkatan seorang hamba dengan Allah
Swt. yang dibangun atas dasar pelaksanaan ibadah , mujahadah, riyadhah dan
kebersamaan dengan-Nya(dikutip dari.
Al-Ahwal adalah keadaan hati (qalb) seorang muslim pada masing – masing tingkatan
al-Maqamat dalam proses nya sebagai akibat dari kemurnian zikirnya(Ja’far,Gerbang
Tasawuf:2016,48).
Dari pendapat seorang sufi tersebut telah jelas bahwa
Maqamat diibaratkan sebuah pos pemberhentian yang dibangun seorang hamba dalam
perjalanan nya menuju kedekatan kepada Allah Swt. dan al-Ahwal merupakan sebuah
kondisi ataupun keadaan hati seorang hamba dalam menjalani beberapa tingkatan
spiritual tersebut.
Dikutip dari pendapat seorang sufi , konsep perjalanan
spiritual dari diri manusia menuju kedekatan bersama Allah Swt. (sebagai makna
dari gerak menaik wujud [jiwa]) dengan terlebih dahulu mendeskripsikan proses
kemunculan manusia dari hakikat wujud(sebagai makna dari gerak menurun wujud).
Inilah makna dari pernyataan agama bahwa manusia berasal dari Allah dan akan
kembali kepada-Nya(Ja’far,Gerbang Tasawuf : 2016,52).
Sub 2 :Pondasi Al-Maqamat
Dalam pengertian
nya pondasi merupakan sebuah awal dasar yang menjadi landasan ataupun dasar
penguat dari sesuatu hal, baik itu secara bentuk bangunan fisik maupun secara
bentuk bangunan rohani. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah juga dapat
dikategorikan sebagai sebuah bangunan yang terdiri dari beberapa struktur
anggota tubuh. Dan sebagai penguat dan penggeraknya ialah adanya ruh dalam
tubuh manusia yang disebut juga dengan jiwa.
Perjalanan jiwa
menuju kesucian nya untuk dapat sampai kepada sang maha pencipta, telah
dijelaskan sebelumnya yakni memiliki beberapa tingkatan pos pemberhentian
sementara dalam rangkaian perjalanannya. Rangkaian perjalanan (maqamat)
ini memiliki dasar ataupun pondasi sebagai penguat jiwa manusia dalam menempuh
berbagai tingkatan yang ada untuk sampai kepada tingkatan yang paling tinggi.
Disebutkan dalam
buku Gerbang Tasawuf karya
Dr.Ja’far,M.A , pondasi dari Al-Maqamat ini terdiri atas dua jenis,
yakni Khalwah dan uzlah. Khalwah dalam arti kata menyepi adalah pemutusan
hubungan dengan makhluk menuju penyambungan hubungan dengan al-Haqq dan
merupakan perjalanan rohani dari nafsu menuju hati, dari hati menuju ruh, dari
ruh menuju alam rahasia, dari alam rahasia menuju Allah Swt. Sedangkan Uzlah
mengasingkan diri menjaga keselamatan diri dari niat buruk orang
lain(Ja’far,2016:53).
Kedua pondasi awal
yang disebutkan diatas adalah dasar yang harus dilakukan seorang muslim untuk
mendapatkan setiap maqam (tingkatan) yang tersedia dengan serangkaian kegiatan
ibadah – ibadah dan amalan – amalan agama yang haru senantiasa dilaksanakan
secara rutin untuk mencapai tujuan maqam yang tertinggi.
Sub 3 :Hirarki Al-Maqamat
Hirarki secara umum
dapat diambil kesimpulan bahwasanya merupakan sebuah rentetan secara berurut
yang menggambarkan suatu tingkatan dari pada sebuah pokok istilah yang saling
berkaitan mulai dari tingkatan dasar paling awal sampai kepada tingkatan
tertinggi.
Salah satu topik
bahasan ilmu tasawuf , yakni Al-Maqamat juga memiliki beberapa tingkatan sesuai
dengan definisinya yakni sebuah tangga (tingkatan) pendakian perjalanan
spiritual seorang muslim menempuh tujuan tasawuf sampai kepada kesucian jiwa
yang sesungguhnya.
Menurut
Ja’far(2016:56-57) dalam bukunya Gerbang tasawuf , disebutkan bahwa
seorang tokoh bernama Abi Nashr Abd Allah ibn Ali al-Sarraj al-Thusi(w.988 M)
telah menyusun beberapa tingkatan maqamat mulai dari maqam pertama
sampai kepada maqam paling puncak. Susunan maqam tersebut ialah
sebagai berikut :
1. Al-Taubah
Tingkat
pertama maqam yang dimulai dari taubat akan perbuatan dosa.
2. Wara’
Mulai
berhati – hati dan semakin taat kepada perintah Allah.
3. Zuhud
(al-Zuhud)
Meninggalkan
kehidupan keduniawian secara perlahan – lahan .
4. Kefakiran
(al-Faqr)
Menghentikan
produksi konsumsi yang secara berlebih menjadi sangat sedikit.
5. Sabar
(al-Shabr)
Menahan
diri dari segala sesuatu yang berpotensi negatif
6. Tawakkal
(al-Tawakkul)
Mempercayakan
segala sesuatunya hanya kepada Allah Swt.
7. Cinta
(al-Mahabah)
Seperti
arti cinta yakni mencintai Allah dengan kesungguhan hati.
8. Ridha
(al-Ridha).
Senang
dan puas menerima segala apa yang telah diberikan allah.
Kesimpulan
Al-Maqamat dan Al-Ahwal adalah dua istilah yang saling berkaitan satu sama
lain. Al-Maqamat bercerita tentang tingkatan – tingkatan yang akan diraih oleh
seorang muslim dalam perjalanannya menuju seorang sufi. Sedangkan al-ahwal
adalah kondisi hati seorang muslim menuju kesucian hati yang didapatkan dalam
setiap tingkatan al-Maqamat.
Dari buku ini
didapat bahwasanya perjalanan menuju seorang sufi memerlukan proses dengan
meraih setiap tingkatan yang ada dengan kondisi hati sesuai kepada al-Ahwal
yang berlaku diantaranya al-muqarabah, al-qurb, al-mahabbah, al-khauf, al-raja,
al-haya, al syawq, al-thuma’ninah , al-yaqin, dan al-musyahadah.
BUKU 2 : Akhlak Tasawuf
(Pengenalan, Pemahaman, dan Pengaplikasiannya)
IdentitasBuku :
Nasution, Ahmad Bangun, Haji&Siregar Royani Hanum,Akhlak
Tasawuf
(Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,
2013)
Sub 1 : Definisi Maqam
Pembahasan tentang
maqam dan ahwal termuat dalam BAB 7 Halaman 47.
Maqam adalah
tingkatan seorang hamba dihadapannya tidak lain merupakan kualitas kejiwaan
yang bersifat tetap, inilah yang membedakannya dengan keadaan spiritual (ahwal)
yang bersifat sementara(Nasution, Ahmad Bangun, Haji,Akhlak Tasawuf :
2013,47).
Sub 2 :Pondasi
Maqam
Menurut buku ini,
pondasi dari Maqam diambil dari 4 pondasi dalam iman (Ali bin Abi Thalib) yakni
, kesabaran (shabr), keyakinan (yaqin) , keadilan (‘adl) dan perjuangan
(jihad). Dapat disimpulkan bahwasanya, pondasi atau dasar dalam meraih tiap
tingkatan Maqam menurut buku ini ialah diharuskan kepada setiap muslim yang
menjalaninya harus menguasai ke empat hal tersebut , yaitu :
1. Kesabaran
(shabr)
Mampu
sabar dalam menjalani segala macam cobaan yang muncul pada setiap tingkatannya
2. Keyakinan
(al-Yaqin)
Yakin
dalam arti mempercayai dengan sesungguhnya bahwasanya kelak akan mendapat
kemudahan dari Allah Swt.
3. Keadilan
(‘adl)
Adil
dalam menyikapinya
4. Perjuangan
(Jihad)
Penuh
perjuangan dalam usaha meraih setiap tingkatannya.
Sub 3 :Hirarki
Hirarki yang akan
diuraikan dibawah ini adalah mengenai al-ahwal, yaitu keadaan hati seorang
salik (pejuang menuju sufi) yang tersedia dalam setiap tingkatan al-Maqamat,
tidak lagi memaparkan tentang hirarki dari maqam karena pada pembahasan buku
sebelumnya telah diuraikan beberapa tingkatan dalam hal maqamat seorang sufi.
Beberapa macam al-ahwal
tersebut ialah :
1. Khauf
Takut
Kepada Allah
2. Raja’
Memiliki
rasa keyakinan seperti raja yang optimis dalam memperoleh rahmat ilahi.
3. Syauq
Tertanam
rasa rindu dalam hati kepada Allah Swt.
4. Uns
Mulai
merasa akrab dan lebih intim kepada Allah Swt.
5. Mahabah
Merasakan
cinta yang tumbuh kepada Allah Swt.
6. Yaqin
Sudah
kokoh dan yakin kepada Allah Swt. tidak dapat terusik kembali, sehingga telah
dekat secara sempurna kepada Allah Swt.
Kesimpulan
Buku kedua Akhlak
Tasawuf karya Drs. H. Ahmad Bangun Nasution dan Dra. Hj. Royani Hanum Siregar,
M.H dari segi definisi memberikan pengertian yang sama tentang al-Maqamat
seperti yang dituangkan dalam buku gerbang tasawuf karya Dr. Ja’far, M.A
Pondasi dalam
maqamat menuju Allah Swt. diambil dari kajian Ali bin Abi Thalib tentang 4
pondasi dasar dari iman yang kemudian disesuaikan dengan tujuan pembahasan al-maqamat
sehingga menjadi sama dalam hal pondasi.
Kondisi hati seorang
salik(pejuang sufi) juga memiliki beberapa tingkatan sesuai dengan hasil pencapaiannya
pada setiap tingkatan perjalanan (maqam) menuju Allah Swt.
PERBANDINGAN :
Dari segi konteks topik bahasan tentang definisi, pondasi
dan hirarki daripadai al-maqamat dan al-ahwal untuk tema pertama tentang maqamat,
buku pertama Gerbang Tasawuf karya Dr. Ja’far, M.A mengambil fokus pada beberapa
pendapat kaum – kaum sufi sampai kepada tokoh – tokoh pemuka agama pada masa lampau
yang mengedepankan pembahasan tentang cerita bagaimana apa itu tentang tingkatan
– tingkatan yang ada dalam proses pendekatan diri kepada Allah Swt. dan kondisi
hati yang seperti apa yang akan didapatkan dari hasil pencapaian pada setiap tingkatan
yang ada.
Untuk buku kedua Akhlak
Tasawuf karya Drs. H. Ahmad Bangun Nasution dan Dra. Hj. Royani Hanum
Siregar, M.H, lebih ringkas dalam penjabaran definisi dan pondasi tentang maqamat.
Lebih berfokus kepada penjelasan – penjelasan mengenai tingkatan – tingkatan yang
ada dalam perjalananya dan menjelaskan kondisi seperti apa saja yang akan didapatkan
pada setiap tingkatan tersebut dengan beberapa uraian singkat tentang bagaimana
kondisi tersebut.
0 comments: